Prancis: Siapa Mohamed Amra, napi yang kabur dalam serangan bus penjara? - BBC News Indonesia (2024)

Prancis: Siapa Mohamed Amra, napi yang kabur dalam serangan bus penjara? - BBC News Indonesia (1)

Sumber gambar, AFP

Mohamed Amra, narapidana yang kabur dari bus penjara dalam serangan yang menewaskan dua penjaga dan melukai lainnya, diduga memiliki hubungan dengan geng dari Marseille, kota di Prancis bagian selatan.

Pria yang dijuluki "Si Lalat" itu sedang dalam perjalanan menggunakan bus penjara dari pengadilan menuju lembaga pemasyarakatan di Kota Rouen dekat Paris pada Selasa (14/05).

Tiba-tiba, sebuah mobil menabrak bus di pintu tol. Sekelompok orang bersenjata kemudian keluar dari dalam mobil lain lalu menembak bus tersebut.

Amra tidak masuk kategori "narapidana dalam pengawasan ketat", kata jaksa Laura Beccuau. Istilah itu digunakan untuk narapidana yang sangat berbahaya.

Meski begitu, pemindahan Amra dilaporkan masih memerlukan "pengawalan tingkat tiga”. Artinya, lima petugas penjara dikerahkan untuk mendampinginya.

Lewatkan Artikel-artikel yang direkomendasikan dan terus membaca

Artikel-artikel yang direkomendasikan

Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan

Penembakan tersebut menandai serangan fatal pertama di Prancis terhadap petugas penjara selama lebih dari 30 tahun.

“Segala cara digunakan untuk menemukan para penjahat ini,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin.

Darmanin mengatakan kepada media Prancis pada hari Rabu (15/05) bahwa serangan itu adalah tindakan "barbar berdarah dingin" dan sekitar 450 polisi telah dikerahkan dalam upaya pencarian yang "belum pernah terjadi sebelumnya".

Presiden Emmanuel Macron mengatakan kepada khalayak Prancis bahwa “segala upaya dilakukan untuk menemukan pelakunya”.

Bagaimana kronologi kejadian?

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Berbicara pada konferensi pers, Selasa (14/05), Laure Beccuau selaku jaksa wilayah Paris mengatakan serangan terjadi sebelum pukul 11:00 waktu setempat ketika bus yang membawa Amra melintasi pintu tol di wilayah Eure di Prancis utara.

Tiba-tiba "sebuah mobil Peugeot menabrak bus itu dari depan untuk menghentikannya".

"Orang-orang bersenjata api laras panjang keluar, bergabung dengan orang-orang bersenjata lainnya yang keluar dari mobil Audi, yang kemungkinan besar mengikuti bus penjara."

Mereka "menembak beberapa kali" sehingga membunuh dan melukai sejumlah petugas. Orang-orang itu lalu meninggalkan tempat kejadian dan membawa Amra.

Jaksa Paris mengatakan dua kendaraan yang diyakini digunakan para pelaku ditemukan hangus, di lokasi berbeda, pada Selasa (14/05) malam.

Menteri Hukum Prancis, Eric Dupond-Moretti, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa salah satu petugas yang dibunuh "meninggalkan seorang istri dan dua anak yang seharusnya merayakan ulang tahun ke-21 mereka dalam dua hari".

Sedangkan petugas kedua yang tewas, berusia 34 tahun, meninggalkan seorang istri yang sedang hamil lima bulan.

Tiga petugas lainnya terluka dalam serangan itu.

Seperti dilansir media lokal, Beccuau mengatakan ketiga petugas yang terluka juga adalah ayah – berusia 48, 52, dan 55 tahun.

Pengacara dan ibu Amra terkejut atas insiden penembakan

Kuasa hukum Amra, Hugues Vigier, mengatakan kliennya sudah berusaha lolos dari tahanan dengan menggergaji jeruji selnya pada akhir pekan.

Ia mengaku terkejut melihat tingkat kekerasan Amra yang "tidak beralasan" dan "gila".

"[Tingkat kekerasan ini] tidak senada dengan kesan awal saya terhadap dia," kata pengacara itu kepada media BFMTV.

Vigier mengatakan asistennya bertemu dengan Amra pada Selasa (14/04) pagi.

"Pertemuan itu singkat, sekitar satu jam pagi itu. Asisten saya bertemu Amra dan dia terlihat sangat normal," katanya.

"Dia [Amra] mengetahui tentang rencana pemindahan [Selasa], bisa saja dia memberitahu orang lain."

Rekan-rekan Amra ternyata diberi informasi lengkap, karena mereka siap siaga tepat di pintu tol jalan tol untuk menyerang.

Baca juga:

  • Napi 'dimakan hidup-hidup' oleh serangga dan kutu kasur di penjara AS, kata pihak keluarga
  • Napi AS jadi orang pertama yang dieksekusi mati dengan gas nitrogen - 'Ini penyiksaan'

Ibu Amra mengatakan putranya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia berencana kabur.

"Ia tidak bicara dengan saya. Dia anak saya, tapi dia sama sekali tidak membahas apapun dengan saya.”

Sang ibu mengunjunginya di beberapa penjara tempat Amra ditahan, tetapi "dia [Amra] tidak pernah memberitahu apapun. Saya tidak tahu".

Ia mengaku dirinya menangis tersungkur saat mendengar tentang serangan bus itu.

"Saya menangis- saya tidak sehat – bagaimana bisa nyawa manusia dihilangkan dengan cara begini?" katanya kepada RTL.

Baca juga:

  • 'Jangan tatap mata mereka': Bertemu dengan para narapidana di mega-penjara El Salvador
  • Konflik bersenjata geng narkoba di Ekuador – Apa yang melatari penyerbuan, penyanderaan, dan kekerasan di Ekuador?

Ia juga menjelaskan kehidupan putranya seperti "diseret ke segala arah, mereka lebih memilih menaruhnya dalam isolasi alih-alih menghukumnya seumur hidup.”

Mohammed Amra sudah ditahan di tiga penjara terpisah: di Marseille, Paris, dan Rouen dalam kasus pencurian dengan vonis 18 bulan penjara.

Ia pernah dihukum 13 kali sebelumnya atas sejumlah pelanggaran ringan, yang mencakup mengemudi tanpa SIM, pencurian, dan menolak saat diberhentikan polisi, menurut BFMTV.

Namun, keterlibatannya dalam kematian seorang pria asal Dreux di Rouen setelah diculik di Marseille sebagai buntut perdagangan narkoba menunjukkan Amra memiliki hubungan dengan kejahatan lebih serius.

Kekerasan terkait geng narkoba 'meledak' di Prancis

Ketika Amra lolos dari bus berkat serangan bersenjata, pada hari yang sama Senat Prancis mengeluarkan laporan yang menyatakan negara mereka sedang "tenggelam" dalam kejahatan narkoba.

Laporan itu menyebut adanya "ledakan persediaan dan permintaan" dalam perdagangan obat-obatan terlarang.

"Tidak ada wilayah maupun kelas sosial yang tidak tersentuh kejahatan narkoba ... Perdagangan narkoba merambat ke mana-mana, disertai tingkat kekerasan yang semakin parah".

Penjualan narkoba sudah menyebar ke seluruh penjuru negeri, bahkan menembus ke pedesaan dan kota-kota berukuran sedang.

Prancis: Siapa Mohamed Amra, napi yang kabur dalam serangan bus penjara? - BBC News Indonesia (2)

Sumber gambar, AFP

"Meluasnya kejahatan narkoba bukan hanya karena mafia asing, tetapi karena ulah beberapa organisasi Prancis yang terstruktur dan berbahaya.

“Mereka bertindak tanpa batasan dalam hal keuangan, wilayah atau melaksanakan kekerasan," kata laporan itu.

Nicolas Bessone, jaksa penuntut wilayah Marseille, mengatakan kepada penyiar France 2 bahwa geng narkoba di Prancis kini sudah menjadi sangat kaya dan kuat hingga mereka berhasil menyusup ke sistem pengadilan di Marseille dan mempengaruhi pegawai negeri.

Sekitar 50 orang tewas dalam penembakan terkait narkoba di Marseille tahun lalu.

Prancis: Siapa Mohamed Amra, napi yang kabur dalam serangan bus penjara? - BBC News Indonesia (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Gregorio Kreiger

Last Updated:

Views: 5899

Rating: 4.7 / 5 (57 voted)

Reviews: 80% of readers found this page helpful

Author information

Name: Gregorio Kreiger

Birthday: 1994-12-18

Address: 89212 Tracey Ramp, Sunside, MT 08453-0951

Phone: +9014805370218

Job: Customer Designer

Hobby: Mountain biking, Orienteering, Hiking, Sewing, Backpacking, Mushroom hunting, Backpacking

Introduction: My name is Gregorio Kreiger, I am a tender, brainy, enthusiastic, combative, agreeable, gentle, gentle person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.